Pages

Selasa, 17 Mei 2011

Jim Thompson House, museum di atas kanal

Jim Thompson (James Harrison Wilson Thompson) adalah seorang businessman (juga arsitek dan kolektor barang-barang antik) dari Amerika, yang kemudian bergabung dengan US Army. Dalam tugasnya, dia berkunjung ke Thailand dan jatuh cinta dengan negara yang dikenal sebagai negeri gajah putih tersebut. Setelah pensiun dari tentara, Jim Thompson tinggal di Thailand dan dia ikut mengenalkan thai silk ke dunia internasional. Dalam perjalanan busnisnya di Malaysia, Jim Thompson menghilang dan tidak ada kabar berita hingga saat ini.

Jim Thompson kemudian membangun sebuah rumah untuk menampilkan koleksi-koleksinya, yang mana pembangunan rumah tersebut butuh waktu satu tahun. Rumah yang terletak di klong (kanal) tersebut kemudian menjadi museum yang dikenal dengan Jim Thompson House.

Menuju Jim Thompson house cukuplah mudah, anda tinggal naik BTS ke National Stadium, kemudian keluar dari pintu keluar 1, setelah turun tangga anda tinggal berbalik arah dan berjalan sampai kemudian ada papan penunjuk lokasi Jim Thompson House. Tiket masuk untuk dewasa 100 THB, dan 50 THB untuk pelajar.

Berbekal kartu pelajar AIT, saya hanya membayar 50 THB. Kemudian akan ada tour service yang disediakan dalam 4 bahasa (Inggris, Perancis, Jepang dan Thailand). Sambil menunggu tour, anda bisa mengunjungi toko souvenir dengan produk-produk berkualitas dan harga yang 'wah'. Satu buah dompet kulit dihargai 2,800 THB atau scarf seharga 870 THB. Ada juga restauran di sana, yang lagi-lagi dengan harga 'wah' (maklum kantong mahasiswa).

Mengikuti tour, anda akan diajak untuk berkeliling rumah Jim Thompson berikut melihat koleksi-koleksi di dalamnya. Uniknya, di rumah yang terbuat dari kayu tersebut, semua pintunya tidak langsung bersinggungan dengan lantai. Ada beberapa alasan terkait hal tersebut, yaitu jika ada banjir maka air tidak masuk ke dalam dan alasan mistis terkait dengan hantu, agar hantu tidak masuk ke dalam rumah.

Rumah kayu bergaya Thailand tersebut menyimpan koleksi dari berbagai negara, tidak hanya Asia tetapi juga Eropa. Misalnya saja lantai keramik yang didatangkan dari Italia atau lampu kaca yang berasal dari Belgia, selain berbagai macam porselin yang dibawa dari China.

0 comments:

Posting Komentar