Pages

Rabu, 07 Desember 2011

Jika anda sedang berjalan-jalan ke Stockholm, Swedia; sempatkanlah untuk berkunjung ke Riksdaghuset atau kantor parlemen-nya Swedia. Gedung parlemen yang terletak di Gamla Stan cukup mudah ditemukan, dan tentu saja menjadi atraksi yang menarik bagi para turis (terlebih bagi mereka yang ingin mengetahui sistem politik di Swedia). Untuk mengunjungi gedung parlemen, tidak dipungut bayaran (gratis) dan tersedia pula guide tour yang juga tidak dipungut bayaran. Namun, anda harus datang sedikit lebih awal karena harus melewati security check yang cukup ketat. Tidak hanya itu saja, tas harus disimpan di locker yang sudah disediakan dan kamera boleh dibawa namun tidak boleh mengambil foto dengan menggunakan flash.

Keterbukaan dan transparansi merupakan salah satu elemen penting dalam penyelenggaraan demokrasi di Swedia. Hal ini tercermin dari adanya pengawasan publik dalam pelaksanaan politik di Swedia. Sidang parlemen terbuka untuk umum, sehingga publik bisa mengikuti jalannya sidang parlemen.

Mengunjungi Parlemen Swedia tentu saja menjadi hal yang tidak bisa saya lewatkan ketika datang ke Stockholm. Beruntungnya, ketika itu bertepatan dengan adanya sidang parlemen jadi saya bisa melihat secara langsung jalannya sidang parlemen. Sebelum menuju ke tempat duduk untuk para visitor jalannya sidang, saya tak melewatkan kesempatan untuk ke toilet (maklum toilet gratis, mengingat untuk mencari toilet yang tak berbayar cukup sulit). Saya tiba-tiba dikejutkan dengan bunyi alarm, mau tidak mau saya menjadi panik karena saya masih di dalam toilet. Namun tentu saja kebutuhan biologi saya memaksa saya untuk tetap bertahan di sana. Ketika saya keluar, bertepatan dengan rombongan orang-orang yang menuju ruangan sidang bahkan kami hampir bertabrakan dengan salah seorang di antaranya.

Tiba di tempat duduk yang sudah disediakan, seorang laki-laki paruh baya yang saya temui di security check berkata, "Di ruangan ini ada Perdana Menteri Swedia. Kamu tahu yang mana?" Terus terang saya tidak mengikuti perpolitikan di negara-negara Scandinavia ini, dan tentu saja saya tak tahu siapa nama PM Swedia, bahkan wajahnya. Untuk meyakinkan saya bertanya pada lelaki tersebut, "Ough, jadi PM Swedia ada di sini? Terus terang saya tidak tahu PM Swedia." Agak malu juga mengakuinya, namun harus jujur tentu saja ^__^ "Coba kamu tebak yang mana dia." Hmm, cukup sulit juga namun saya serahkan pada feeling saya dan akhirnya saya menunjuk ke seseorang yang tadi sempat hampir saya tabrak. "Iya benar, bagaimana kamu bisa tahu." Tidak menyangka juga ternyata tebakan saya benar, dan saya hanya tersenyum kecil saja sambil bercanda, "Saya cukup pintar dalam menebak."

Akhirnya saya tahu, ternyata bunyi alarm tadi adalah alarm yang memberitahukan bahwa PM datang. Namun ini tentu saja berbeda dengan kondisi di tanah air dimana pengawalan untuk pejabat negara seperti presiden pasti cukup ketat. Sementara di sini, hanya ada alarm dan bahkan hampir saja saya menabrak beliau.

Saya mengikuti jalannya sidang, meski saya tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi karena kendala bahasa. Yang saya tahu, proporsi perempuan dalam parlemen cukup baik, dimana proporsi perempuan dan laki-laki hampir seimbang.